Hadis Perintah Mendengarkan Khutbah Jumat dan Penjelasannya

Daftar Isi
Hadis Perintah Mendengarkan Khutbah Jumat

Hadis Perintah Mendengarkan Khutbah Jumat dan Penjelasannya - Dari Abu Hurairah r.a, bahwa Rasnlullsh Shallallahu alaihi Wasallam bersabda:

عن أبي هريرة: إذا قُلْتَ لِصاحِبِكَ يَومَ الجُمُعَةِ: أنْصِتْ، والإمامُ يَخْطُبُ، فقَدْ لَغَوْتَ. (أخرجه البخاري)

Artinya: “Jika kamu katakan kepada temanmu, ‘Dengarkan,’ padahal imam sedang berkhutbah, maka kamu telah berkata perkataan yang tidak berguna.” (HR. Imam Al Bukhari) 

Penjelasan Hadis

Kata al-laghu berarti kata-kata yang tidak mempunyai manfaat. Ada yang mengatakan, bahwa kata itu berarti menyimpang dari kebenaran. Ibnu Wahab berkata:

“Barangsiapa yang berkata-kata, maka (pahala) shalat yang berlaku padanya adalah shalat Zuhur, dan terhalang baginya keutamaan hari Jumat.”

Demikian yang disampaikan Al-Karmani.

Sesungguhnya harta Jumat merupakan hari raya bagi orang-orang yang beriman, di dalamnya orang-orang mukmin beristirahat, membersihkan diri, memakai wangi-wangian dan berkumpul.

Dan di antara syarat shalat Jumat adalah:

a. Masuknya waktu

b. Tempat khusus. Jadi, shalat Jumat itu tidak sah dikerjakan di padang pasir atau di antara perkemahan. Tetapi harus di ternpat yang memiliki bangunan yang menyeluruh.

c. Dilakukan secara berjamaah

d. Berjumlah empat puluh orang Iaki-laki, baligh dan mukim (bukan musafir).

e. Adanya dua khutbah.

Dalam khutbah pertama terdapat empat fardhu, yaitu:

1. Membaca tahmid yang minimalnya adalah alhamdulillah

2. Membaca shalawat kepada Nabi Saw

3. Menyampaikan wasiat untuk bertakwa kepada Allah Ta’ala, dan

4. Membaca ayat Al-Qur’an.

Keempat fardhu di atas juga berlaku pada khutbah yang kedua, akan tetapi pada khutbah kedua wajib ditambah satu fardhu lagi, yaitu doa.

Sementara ayat Al-Qur’an pada khutbah kedua boleh dibaca boleh tidak. Dan hukum mendengarkan kedua khurbah tersebut wajib.

Etika Menyambut Shalat Jumaat

1. Bersiap-siap menyambutnya dengan memperbanyak bertasbih dan beristighfar.

2. Mandi

3. Berhias dan memakai wangi-wangian dan menyisir rambut

4. Memakai pakaian putih yang benar-benar bersih

5. Segera berangkat ke masjid

6. Tidak berjalan di hadapan jamaah.

7. Menempati Shaf (barisan) pertama.

8. Menyelesaikan shalat sunnah dan memutuskan pembicaraan ketika imam naik ke mimbar, konsentrasi untuk menjawab azan dan mendengarkan khutbah.

9. Setelah selesai mengerjakan shalat Jurmat, maka hendaklah membaca, alhamdulilah sebanyak tujuh kali, surat al-Ikhlas, al-Naas dan al-Falaq, masing-masing sebanyak tujuh kali. Dan setelah itu membaca doa sebagai berikut:

اَللَّهُمَّ يَاغَنِيُّ يَا حَمِيْدُ ، يَا مُبْدِىءُ يَا مُعِيْدُ ، يَا رَحِيْمُ يَا وَدُوْدُ، أَغْنِنِيْ بِحَلَالِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَبِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ

Artinya: “Ya Allah, yang Mahakaya lagi Mahamulia, wahai Dzat yang memulai dan yang akan mengembalikan, cukupkanlah aku dengan apa yang Engkau halalkan dan jauhkan dari yang Engkau haramkan dan dengan karunia-Mu dan jauhkanlah aku dari meminta kepada selain diri-Mu.”

Ia berkata, “Barangsiapa memeliharanya, maka Allah Subhanahu Wata’ala akan menjadikannya kaya dan menganugerahkan rezeki kepadanya dari jalan yang pernah diduga-duga.” Demikian yang telah disampalkan Imam Al-Ghazali dalam kitabnya, Ihya’ Ulumiddin. (M. Abdul Ghoffar, Terjemah Jawahir Al Bukhari)