Hadis Bacaan Iftitah Setelah Takbir dan Penjelasannya

Daftar Isi
Hadis Bacaan Iftitah Setelah Takbir

Hadis Bacaan Iftitah Setelah Takbir dan Penjelasannya - Dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah Saw diam di antara takbir dan bacaan (Al-Fatihah) sejenak. Dan antara takbir dan bacaan Al-Fatihah itu, beliau membaca: 

اللَّهمَّ باعِدْ بَيني وبَينَ خطايايَ كما باعَدتَ بَينَ المَشرِقِ والمَغربِ، اللَّهمَّ نقِني مِن خطايايَ كما يُنَقّى الثَّوبُ الأبيضُ مِن الدَّنَسِ، اللَّهمَّ اغسِلْني مِن خطايايَ بالثَّلجِ والماءِ والبَرَدِ. (أخرجه البخاري)  

Artinya: “Ya Allah jauhlah antara diriku dan kesalahanku seperti Engkau telah menjauhkan antara barat dan timur. Ya Allah, bersihkanlah diriku dari kesalahan-kesalahan sebagaimana kain putih dibersihkan dari kotoran. Ya Allah basuhlah kesalahan-kesalahan dengan air, es, dan embun.” (HR. Imam Al Bukhari) 

Hadis tersebut di atas dijadikan dalil yang menunjukkan disyariatkannya doa Iftitah setelah takbiratul ihram baik pada shalat wajib maupun shalat sunnah.

Sedangkan dalam Kitab Shahih Muslim dlriwayatkan hadis yang berbunyi:

وجَّهْتُ وجْهي لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَواتِ والأرْضَ حَنِيفًا، وما أنا مِنَ المُشْرِكِينَ، إنّ صَلاتِي، ونُسُكِي، ومَحْيايَ، ومَماتي لِلَّهِ رَبِّ العالَمِينَ، لا شَرِيكَ له، وبِذلكَ أُمِرْتُ وأَنا مِنَ المُسْلِمِينَ. (صحيح مسلم)

Artinya: “Aku menghadapkan wajahku ke hadirat yang menkjadikan langit dan bumi dengan tunduk menyerahkan diri.Aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah. Sesxungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk Tuhan semesta alam. Tuhan yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan daku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah).” (HR. Imam Muslim)

Ar-Turbisyti berkata: “Artinya, bersihkanlah aku dari berbagai kesalahan dengan seluruh ampunan-Mu, yang penghapusan kesalahan-kesalahan itu sama seperti penghapusan berbagai najis dan kotoran oleh air, es, dan embun.”

Ath-Thibi mengemukakan, “Artinya, bersihkanlah kesalahan-kesalahanku dengan air. Dengan kata lain, ampunilah aku dan tambahkan ampunan serta sempurnakan rahmat untukku.”

Al-Karmani mengatakan, berbagai kesalahan diperumpamakan seperti neraka Jahanam, karena ia yang mengharuskan seseorang masuk ke dalamnya, sesuai yang dengan janji Dzat Pembuat syariat, Allah Swt berfirman:

Artinya: “Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya baginya neraka Jahanam.” (QS. Al-Jin: 23)

Dengan demikian, Allah Swt telah mengibaratkan pemadaman panasnya dengan pembasuhan air sebagai penekanan terhadap pemadaman dengan menggunakan zat-zat pendingin.

Bahkan, dengan zat yang lebih dingin daripada air, yaitu salju, lalu yang lebih dingin lagi, yaitu embun. Demikian yang disampaikan Al-Karmani. (M. Abdul Ghoffar, Terjemah Jawahir Al Bukhari)