Tafsir Surah Al-Baqarah 175-176: Orang yang Menjual Kesesatan dengan Petunjuk

Daftar Isi
Tafsir Surah Al-Baqarah 175-176

Surah al-Baqarah Ayat 175 – 176:

اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ اشْتَرَوُا الضَّلٰلَةَ بِالْهُدٰى وَالْعَذَابَ بِالْمَغْفِرَةِ ۚ فَمَآ اَصْبَرَهُمْ عَلَى النَّارِ (١٧٥) ذٰلِكَ بِاَنَّ اللّٰهَ نَزَّلَ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ ۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اخْتَلَفُوْا فِى الْكِتٰبِ لَفِيْ شِقَاقٍۢ بَعِيْدٍ ࣖ (١٧٦)

Artinya:

175. Mereka itulah yang membeli kesesatan dengan petunjuk dan azab dengan ampunan. Maka alangkah beraninya mereka menentang api neraka!

176. Yang demikian itu karena Allah telah menurunkan Kitab, (Al-Qur’an) dengan (membawa) kebenaran, dan sesungguhnya orang-orang yang berselisih tentang (kebenaran) Kitab itu, mereka dalam perpecahan yang jauh.” (QS. al-Baqarah: 174-176)

Kosa Kata QS. al-Baqarah Ayat 175-176

(الضَّلٰلَةَ) kesesatan yang di dalamnya manusia tidak dapat mencapai tujuannya. (بِالْهُدٰى) syariat-syariat yang diturunkan Allah melalui nabi-nabi-Nya.

(فَمَآ اَصْبَرَهُمْ) alangkah tahannya mereka dengan api neraka. Ini adalah ungkapan keheranan dari kaum mukminin tentang tindakan mereka yang (tanpa peduli) melakukan hal-hal yang akan memasukkan mereka ke dalam neraka.

(ذٰلِكَ) apa yang disebutkan tadi: bahwa mereka memakan api neraka dan seterusnya. (بِاَنَّ) dikarenakan. (اللّٰهَ نَزَّلَ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ) harful jarr dalam kata bil-haqqi berkaitan dengan kata nazzala.

Allah menurunkan Al-Kitab dengan membawa kebenaran tapi kemudian mereka berselisih tentangnya: mereka mengimani sebagiannya dan mengingkari sebagian yang lain dengan menyembunyikannya.

(شِقَاقٍۢ) pecahan atau permusuhan, yang merupakan dampak dari perselisihan. (بَعِيْدٍ) menjauh dari kebenaran.

Tafsir dan Penjelasan QS. Al-Baqarah ayat 175-176

Selanjutnya, orang-orang yang memperdagangkan agama Allah membeli kesesatan dengan petunjuk. Mereka meninggalkan petunjuk Allah, dalam urusan agama mereka mengikuti hawa nafsu manusia, dan mereka berhak mendapat azab, bukan ampunan.

Sebab mereka berbuat jahat terhadap dirinya sendiri dengan lebih mengutamakan harta yang fana ketimbang pahala yang abadi.

Sungguh mengherankan, bagaimana mereka bisa bersabar melakukan hal-hal yang akan memasukkan mereka ke dalam neraka, mengerjakan perbuatan-perbuatan sesat, tanpa peduli. 

Jadi, firman Allah (فَمَآ اَصْبَرَهُمْ عَلَى النَّارِ) adalah ungkapan keheranan tentang kesabaran mereka yang besar. Artinya, mereka berada dalam keadaan disiksa dan orang yang melihat mereka akan berkata, “Alangkah sabarnya mereka disiksa?!”

Susunan kalimat seperti ini diucapkan kepada orang yang mengerjakan perbuatan yang dapat membangkitkan amarah penguasa.

Jadi, dikatakan kepada orang seperti ini ‘ما أصبر على القبد أو السجن’ yang artinya, “Alangkah tahannya kamu dengan kurungan dan penjara!”

Artinya, tidak akan mengerjakan perbuatan semacam itu kecuali orang yang sangat besar kesabarannya dalam menerima azab.

Azab yang berat, yang sedang menanti mereka, adalah keadilan puncak, dan Al-Kitab yang diturunkan Allah itulah kebenaran yang sangat jelas yang tidak boleh ditinggalkan dan dikesampingkan.

Adapun orang-orang yang berselisih tentang kitab-kitab Allah berkata, “Sebagiannya benar, tapi sebagiannya lagi keliru.”

Mereka berada dalam perselisihan yang jauh dari kebenaran, dan mereka tidak akan akur pada satu pandangan. Perselisihan itu akan terus ada di antara mereka, jauh dari kebenaran dan petunjuk yang benar. (Abdul Hayyie al Kattani, dkk, Terjemah Tafsir Al-Munir 1)