Pahala Ibadah yang Setara dengan Haji dan Umrah

Daftar Isi
Pahalanya Setara dengan Ibadah Haji

Mendengar bahwa barang siapa yang melaksanakan shalat subuh, kemudian dia melakukan wirid baca Qur’an dan diakhiri dengan shalat dua rakaat, maka mendapatkan pahala haji dan umrah.

Lantas kapan waktu melakukan shalat tersebut? Bukankah bahwa tidak ada shalat Sunnah setelah shalat subuh? Kemudian apa nama shalat sunnha ini?

Jawaban:

Disebutkan dalam hadis Nabi Saw:

من صلّى الصبحَ في جماعةٍ ثم قعد يذكرُ اللهَ حتى تطلعَ الشمسُ ثم صلّى ركعتين كانت له كأجرِ حجةٍ وعمرةٍ تامَّةٍ تامَّةٍ. (أخرجه الترمذي)

Artinya: “Barang siapa Shalat Subuh berjamaah kemudian duduk menyebut nama Allah sampai terbit matahari. Kemudian melakukan shalat dua rakaat, maka bagi orang tersebut adalah pahala seperti Haji dan umrah, sempurna, sempurna.” (HR. Imam At-Tirmidzi)

Kalimat ‘Menyebut nama Allah’ dalam matan hadis di atas termasuk juga di antara maksud menyebut nama allah adalah dengan majelis zikir dan majelis ilmu dan lain-lain.

Nah, memang ada di sana hukum bahwanya haram melakukan shalat Sunnah setelah Shalat Subuh sampai terbitnya matahari, tentu bukan shalat ini yang dimaksudkan dalam hadis.

Yang haram itu adalah setelah shalat subuh melakukan shalat Shalat Sunnah Mutlak. Ada dua shalat sunnah yang tidak boleh dikerjakan setelah subuh, selebihnya boleh. Pertama shalat Sunnah Mutlak ynag tidak ada namanya, seperti niatnya ‘Ushalli sunnatan raktaini…’.

Kedua, dilarang salah sunnah setelah subuh yaitu shalat sunnah yang sebabnya mutaakkhir, di mana sebabnya nanti, seeprti umrah dengan pengerjaan shalat sunnah dulu baru kemudian umrah. Nah, yang shalat sunnah seperti ini juga dilarang.

Adapun shalat-shalat sunnah yang sebabnya mendahului boleh dikerjakan setelah sha;at subuh, contohnya shalat Qadha, atau qabliyah subuh yang tinggal boleh dikerjakan setelah subuh, tidak haram menurut kesepakatan para ulama.

Kemudian di atas ada berita (hadis) dari Nabi Saw bahwa bila melakukan shalat subuh berjamaah (artinya tidak mengerjakan shalat apa-apa setelahnya).

Setelahnya duduk berzikir sampai terbitnya matahari, setelah telah terbit matahari melakukan shalat dua rakaat, maka mendapatkan pahala Haji dan umrah secara sempurna.

Lantas shalat dua rakaat yang dimaksudkan dalam hadis di atas, apa? Nah, kebanyakan para ulama menyebutkan bahwa maksud shalat sunnah dua rakaat dalam hadi tersebut adalah Shalat Dhuha.

Jadi, setelah terbitnya matahari, menetap sejenak sampai matahari meninggi setinggi tombak, Maka itulah waktu melakukan shalat Dhuha.. Dhuha juga disebut dengan shalat Sunnah Awwabin (shalatnya orang kembali kepada Allah).

Dhuha dikerjakan dengan minimal dua rakaat, maksimal 12 rakaat, itulah shalat sunnah dua rakaat yang disepakati para ulama sebagai maksud hadis di atas. Adapun waktu dhuha tadi daris etelah matahari meninggalkan bumi hingga matahri belum mencapai titik lurus di atas kepala kita, artinya sebelum waktu istiwa’. 

Ada pendapat sebagian ulama mengatakan shalat dalama hadis di atas namanya Shalat Sunnah Isyraq. Jadi, itu tidak bertentangan dengan larangan shalat setelah shalat subuh tadi. Karena bahasanya setelah shalat subuh hingga terbit matahari, dan sekarang matahari terbit.

Jadi, sebagian kecil ulama mengatakan ini shalat isyraq, setelah terbit matahari disunahkan untuk melakukan shalat Isyraq. Dan ini bukan shalat Dhuha dalam pendapat kedua.

Sehingga seseroang boleh memilih saat setelah mataahri terbit untuk mengerjakan shalat Isyraq dua rakaat. Biarpun ini pendapat lemah, tetapi juga diamalkan oleh kebanyakan orang dan juga tidak bertentangan dengan maksud hadis Nabi di atas.

Sebab kalimat dalama hadis Nabi ini sangat jelas ibaratnya ‘حتى تطلعَ الشمسُ ثم صلّى ركعتين’, setelah terbit matahari bergegas melakukan shalat dua rakaat. Jadi, ulama yang melakukan shalat Isyraq bukan sebagai shalat Dhuha, hal ini benar dianggap sah karena ini pendapat ulama.

Meskipun demikian, jumhur ulama mengatakan shalat itu adalah shalat dhuha. Tugas kita tinggal memilih yang mana, tidak perlu mencaci-maki, tidak perlu mengolok. Kalau menganggap itu shalat isyraq, akan mendapat pahala ada 2; dengan shalat sunnah Isyraq menunggu sejenak dan dilanjutkan denagn shalat duha.

Namun, bila menunggu tidak melakukan shalat isyraq karena mengikuti pendapat para ulama, dan shalat duha itulah yang menjadikan seseroang mendapatkan pahala Haji dan umrah, sempurna, sempurna, sempurna, Wallahua’lam.