Habib Umar Bercerita: Hati yang Bersujud
Maka ia pun mulai menanyakan hal itu kepada sebagian guru yang ada di sekitarnya. Namun, sayangnya tidak ada satu pun dari mereka yang dapat memberikan jawaban yang memuaskan.
Hingga pemuda tersebut bertemu dengan seorang Arifbillah, lalu ia mengutarakan pernyataan: “Apakah hati juga bisa bersujud?”. Maka Sang Arif menoleh ke wajah pemuda tersebut dan seketika ia mengetahui hausnya hati sang pemuda ini tentang rahasia sujud kepada Allah. Maka Sang 'Arif itu pun membukakan pintu ma’rifat untuk sang pemuda yang taat ini.
Ia menjawabnya dengan jawaban yang segar, dengan beberapa kalimat yang dapat menyirami hati pemuda yang haus akan rahasia sujud ini. Sang 'Arif menjawab: “Ya benar, hati bisa bersujud kepada Allah. Namun, jika hati telah bersujud, maka ia tidak mau bangun lagi dari sujudnya. Karena tatkata hati bersujud, ia merasakan nikmat seakan berada di dalam surga, dan tatkala hati itu bangun dari sujudnya, ia akan merasa seperti diazab di dalam neraka.”
Ya Allah, sering kali dahi ini bersujud kepada-Mu, tetapi hati kami memikirkan hal-hal duniawi yang hina dan tak berguna. Ya Allah, muliakanlah kami agar hati kami dapat bersujud kepada-Mu.
Para wali Allah yang hatinya telah bersujud, kita lihat mereka sedang berjalan, tetapi hati mereka dalam keadaan sujud. Mereka terlihat sedang makan, tetapi hati mereka sedang sujud. Bahkan, saat kita lihat mereka sedang tidur, ternyata hati mereka sedang bersujud kepada Allah Swt.
Diceritakan bahwa seorang ‘abid (ahli ibadah) yang jasadnya sering bersujud, tetapi hatinya tidak bersujud kepada Allah. Suatu hari, sang abid ini sedang salat sunnah di dalam masjid yang di sampingnya ada seorang alim (ahli ilmu/ulama) yang sedang tidur, tetapi hati orang alim tersebut telah besujud kepada Allah.
Kemudian ada setan yang ingin mendekati abid itu untuk mengganggu salatnya, tetapi anehnya setan tersebut tidaak dapat mendekati si abid yang salat itu. Tak lama kemudian, datanglah orang saleh, tiba-tiba ia melihat iblis di depan pintu masjid. Ia bertanya: “Hei musuh Allah, apa yang membuatmu datang ke masjid?”.
Iblis menjawab: “Si abid sedang salat di masjid dan aku ingin mengganggunya, akan tetapi di dekatnya ada orang alim yang sedang tidur, hingga setiap kali aku mendekat, nafas sang alim itu membakarku. Aku pun tak mampu mendekati si abid karena nafas orang alim itu.”
Orang saleh itu berkata: “Subhanallah, sungguh mengherankan, orang yang tidur dapat menjaga orang yang bangun.”
Tahukah anda, orang yang alim yang sedang tidur itu hatinya sedang bersujud kepada Allah, hingga nafasnya dapat membakar setan. Sedangkan ahli ibadah yang sedang salat itu, hatinya belum bersujud kepada Allah Swt.
Pernahkah anda mendengar cerita ashabul kahfi, sekelompok pemuda yang beriman kepada Allah? Ketahuilah hati mereka telah bersujud kepada Allah meski selama 309 tahun mereka tertidur di dalam gua. Siapa yang mendekati gua itu akan ketakutan dan segera menjauh dari gua itu.
Coba lihat, orang yang tidur diberi kekuatan untuk mengusir orang yang mendekati tempat mereka, padahal mereka dalam keadaan tidur. Sedangkan orang yang mendekati gua dalam keadaan terjaga dan membawa senjata, tetapi mereka ketakutan. Allah selalu menjaga mereka.
Subhanallah, inilah rahasia hati yang telah bersujud kepada Allah, akan dijaga dari segala mara bahaya. Bahkan, anjing mereka mendapat kemuliaan sebab berkumpul dengan orang-orang yang saleh. Anjing tersebut diabadikan di dalam Al Quran. dan semua orang muslim menyebutkan anjing tersebut setiap kali membaca Al Quran.
Ini hanya dengan seekor anjing yang berkumpul bersama para shalihin, lantas, bagaimana jika seorang yang beriman yang berkumpul dengan orang-orang saaleh? Bukankah orang yang beriman akan mendapatkan kemuliaan melebihi anjing ashabul kahfi?
Maka berbahagialah orang yang mempunyai hubungan dekat dengan para shalihin, para waliullah. Bila berdekatan dengan orang saleh saja akan mengundang kemuliaan, lalu bagaimana halnya jika seorang yang beriman berdekatan dengan pemimpin para shalihin, pemimpin para wali, pemimpin para Nabi, yaitu Baginda Nabi Muhammad Saw.
Dengan begitu, orang yang berdekatan dengan Baginda Nabi Muhammad Saw akan mendapatkan segala kemuliaan dan kebahagiaan. Semoga Allah menghubungkan hati kita dengan Beliau Saw. Amin
Sumber:
Muhammad, Habib Umar bin Hafizh Bercerita, disunting