Isra Mi'raj: Benarkah Rasulullah SAW Melihat Allah Secara Langsung?

Daftar Isi

Alfailmu.com - Sejarah Islam mencatat bahwa sebelum Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wasallam hijrah Ke Madinah, Allah Ta'ala terlebih dulu memuliakan beliau dengan Isra dan Mi’raj. Nah, perlu diketahui, meskipun Isra Mi’raj selalu disebutkan secara bersamaan, tetapi keduanya merupakan hal berbeda. 

Isra miraj benarkah rasulullah melihat allah secara langsung?

Apa bedanya? Isra adalah perjalanan yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam dari Masjidil Haram, Mekkah ke Baitul Maqdis (sekarang Masjidil Aqsa), Palestina. 

Sementara Mi’raj adalah peristiwa di mana Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam dinaikkan oleh Allah Subhanahu Wata'ala dari Baitul Maqdis melewati tujuh langit hingga ke Sidratul Muntaha dan beliau berjumpa dengan Allah.

Peristiwa agung ini kemudian diabadikan di dalam Al-Qur’an, firman Allah Ta’ala:

سُبۡحٰنَ الَّذِىۡۤ اَسۡرٰى بِعَبۡدِهٖ لَيۡلًا مِّنَ الۡمَسۡجِدِ الۡحَـرَامِ اِلَى الۡمَسۡجِدِ الۡاَقۡصَا الَّذِىۡ بٰرَكۡنَا حَوۡلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنۡ اٰيٰتِنَا‌ ؕ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيۡعُ الۡبَصِيۡرُ

Artinya: Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat. (QS. Al-Israa: 1)

Baca Juga: 3 Fakta Menariknya di balik Peristiwa Isra dan Mi’raj

Peristiwa Isra Mi’raj ini memang terjadi sebelum Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam hijrah ke Madinah. Meskipun demikian, mengenai waktu tepatnya para ulama berselisih pendapat, pendapat yang masyhur menyebutkan bahwa Isra Mi’raj terjadi pada tanggal 27 Rajab tahun ke-10 kenabian. 

Hingga kemudian setiap tanggal 27 Rajab diperingati oleh kebanyakan muslim setiap tahunnya. Sebagian ulama juga sangat menganjurkan berpuasa pada tanggal ini.

Benarkah Rasulullah SAW Melihat Allah Secara Langsung ketika Isra Mi'raj? dan Rasulullah Isra Mi'raj dengan tubuhnya atau bukan?

Isra Mi’raj kemudian menjadi salah satu mukjizat bagi Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wasallam dan peristiwa paling agung dalam sejarah Islam. Betapa tidak, perjalanan ini hanya dilakukan dalam waktu satu malam, maka tidak bisa dibayangkan oleh akal pikiran manusia.

Berdasarkan peristiwa Isra Mi’raj ini, kemudian muncul pertanyaan-pertanyaan seperti ‘Benarkah Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam Melihat Allah secara langsung ketika Isra’ Mi’raj?’, ‘Apakah Rasulullah SAW Isra’ dan Mi’raj dengan jasadnya?’Untuk jawaban lebih jelas, simak keterangannya berikut ini!

Benarkah Rasulullah SAW Melihat Allah secara langsung ketika Isra’ Mi’raj?

Berdasarkan jawaban admin di situs piss-ktb.com nomor 2692 tentang Khilafiyyah Nabi Saw Melihat Allah Secara Langsung, disebutkan bahwa mengenai Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam melihat Allah Subhanahu Wata'ala pada malam Isra Mi’raj ini terjadi khilaf (perbedaan pendapat ulama). 

Setidaknya ada tiga perbedaan pendapat ulama tentang peristiwa ini. Pertama, Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam tidak melihat Allah. Pendapat ini berasal dari perkataan Siti Aisyah Radhiallahu anha:

من قال إن محمدا رأى ربه فقد أعظم الفرية على الله

Ia berkata, Barang siapa mengatakan bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad telah melihat Rabb-nya, maka berarti ia telah  membuat suatu kebohongan yang besar terhadap Allah.

Siti Aisyah menyimpulkan mengenai kisah Mi’raj yang menyebutkan Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam melihat Allah Subhanahu Wata’ala, bahwa sesungguhnya yang dilihatnya itu hanya nur (cahaya) Allah, bukan zat-Nya, sebab tidak ada yang mengetahui zat Allah selain Allah sendiri.

Baca Juga: Hadis Lengkap Tentang Peristiwa Isra dan Mi'raj

Kedua, Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam melihat Allah dengan hatinya. Pendapat ini berdasarkan riwayat 'Atha, di mana Nabi Muhammad SAW memang benar melihat Allah Ta'ala, tetapi bukan dengan mata telanjang melainkan dengan “bashirah” (mata hati).

Bahkan menurut riwayat Abul Aliyah Nabi Shallallahu alaihi Wasallam melihat Allah Subhanahu Wata'ala dengan mata hati hingga dua kali.

Ketiga, Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam melihat Allah dengan mata kepala. Inilah pendapat yang paling kuat, yaitu pendapat yang diakui oleh jumhur ulama.

Artinya dalam pendapat ini, para ulama meyakini bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam melihat Zat Allah Ta’ala yang laitsa kamitlihi syai-un  (tidak ada yang menyerupai-Nya) dengan mata telanjang.

Dalam Kitab Syarqawi dituliskan:

وكانت مرات المراجعة تسعة وفي كل مرة يسقط خمسا خمسا حتى سمع النداء من قبل الله تعالى هن خمس وهن خمسون لا يبدل القول لدى وفي كل مرة يرى ربه بعيني رأسه على الأصح. 

Hal memang terlalu tinggi untuk dipahami oleh orang awam. Namun, perlu kita sadari bahwa Isra Mi’raj itu sendiri sudah di luar nalar dan Allah sendiri yang mengatur proses perjalanannya.

Pula tak mengherankan bahwa Allah bisa mengkhususkan Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam dengan melihat-Nya dengan mata kepala.

Apakah Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam Isra’ dan Mi’raj dengan jasadnya?

Mengutip dari NU Online tentang Hal-hal Menarik di Balik Isra Mi’raj (Bagian I), penulis mendapati bahwa Persoalan Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam Isra’ dan Mi’raj dengan jasadnya atau bukan juga terjadi khilaf pendapat di kalangan ulama Ahlussunnah. 

Di antaranya ada ulama yang berpendapat bahwa Rasulullah Isra dan Mi’raj dengan ruhnya saja (perjalanan ruhaniyah) tidak dengan jasadnya. 

Pendapat ini didasari dari keterangan Ummu Hani (Hindun binti Abi Thalib). Dalam riwayat ini disebutkan malam itu Rasulullah sedang berada di rumah Ummu Hani. 

Nabi tidur setelah mengerjakan shalat malam di sana. Kemudian setelah mengerjakan ibadah pagi, Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam menceritakan kisah beliau telah Isra dan Mi’raj.

Pendapat kedua, disebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam Isra dengan jasad dan ruh, sedangkan Mi’raj ke langit hingga Sidratul Muntaha dengan ruh saja. Pendapat bahwa Nabi melakukan perjalanan Isra dengan jasad ini berdasarkan cerita dari Suraqah dan sebuah kafilah lain. 

Baca Juga: Kisah Ummul Mukminin, Sayyidah Aisyah binti Abu Bakar

Dikisahkan, pada saat Isra, Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam melewati kafilah Suraqah yang untanya tersesat, lalu Nabi menunjukkannya. Nabi juga meminum dari sebuah bejana milik kafilah lain, dan kemudian menutupnya kembali.

Keduanya, Suraqah dan kafilah itu membenarkan cerita tersebut ketika orang-orang menanyainya.

Ketiga, Nabi Shallallahu alaihi Wasallam Isra Mi’raj dengan jasad (tubuh) secara langsung dan inilah pendapat yang paling populer di kalangan ulama.

Alasannya karena jumhur ulama, baik salaf maupun khalaf, sepakat bahwa Nabi Muhamad Shallallahu alaihi Wasallam Isra Mi’raj dalam keadaan sadar, yaitu dengan badan dan ruhnya sekaligus.

Dasarnya, seperti diuraikan Said Ramadhan al-Buthy dalam The Great Episodes of Muhammad SAW (2017), kalau seandainya ini hanya melibatkan aspek ruhani saja (mimpi), maka Kaum Quraisy dan masyarakat Mekkah tidak akan menunjukkan keheranan dan ketidakpercayaan yang begitu besar. Karena, mimpi tidak ada batasnya dan siapapun bisa melakukan atau mengklaim bermimpi seperti itu.

Demikian penjelasan seputar pertanyaan Rasulullah melihat Allah secara langsung atau tidak, begitu pula Rasulullah Isra dengan tubuh atau bukan.

Memang penjelasan tersebut agak membingungkan dan tidak logis, tetapi tugas kita sebagai mukmin harus yakin dan percaya guna menambah keimanan. Bahkan bila tidak percaya dengan alasan tidak masuk akal, maka bisa merusak iman, na'udzubillah. Semoga bermanfaat. (piss-ktb.com, nu.or.id)