Kitab 8 (Jam'u Al-Jawami' Al-Mushannafat), Kitab Karangan Ulama Aceh

Daftar Isi
Alfailmu.com- Aceh dari dulu memang sudah dikenal dengan 'Serambi Mekkah'. Gelar tersebut bukanlah asal imbuh, betapa tidak, iya karena memang Aceh adalah daerah pertama dalam penyebaran dan dakwah Islam di Nusantara. Bumi di mana lahirnya ratusan ulama dan wali Allah dan pejuang Islam, hingga daerah pertama yang menerapkan Syariat Islam pertama di Indonesia yang terus berlanjut hingga sekarang.

kitab 8 karangan ulama aceh
Gambar: Ziarah ke Makam Ulama Aceh salah satu Pengarang Kitab 8

Berbicara sebagai tanah kelahiran ulama, Aceh telah melahirkan banyak ulama besar sekelas Syaikh Abdurrauf as-Singkily (w. 1693) atau yang terkenal dengan Syiah Kuala Syiah Kuala, Syaikh Hamzah al-Fansuri (w. 1950),  Abu Hasan Krueng Kale (1886-1973) Abuya Muda Wali al-Khalidy (1917-1961) yang begitu masyhur di masanya hingga sekarang, serta ulama-ulama muda lainnya era abad 21 ini yang telah mendirikan dayah-dayah (pesantren-red) ke seluruh pelosok dan wilayah Aceh bahkan ke luar hingga ke mancanegara, hebat bukan?.

Umumnya ulama di Aceh terkenal dengan kemampuan ilmu fiqh-nya, tetapi juga juga banyak ulama yang berkiblat serta masyhur dengan ilmu tashawuf, kalam, ushul, manthiq, seperti Allah yarham Abon Abdul Aziz Samalanga (1930-1989) yang digelar al-Manthiqy (Ahli Ilmu Manthiq) karena begitu dalamnya kemampuan beliau di bidang manthiq, dan ulama-ulama lain dari berbagai cabang keilmuan.

Keberadaan para ‘alim ulama di Aceh menjadi ujung tombak dalam penyiaran dan perkembangan dakwah Islamiyah di Aceh, baik itu syiar agama yang disampaikan dengan lisan melalui pengajian dan dakwah di atas mimbar, serta melalui peninggalannya berupa karangan kitab.

Salah satu karangan Ulama Aceh yang begitu populer di kalangan santri maupun masyarakat adalah Kitab Jam’u Jawami’ al-Mushannafat atau yang lebih di kenal dengan sebutan Kitab 8.
Baca Juga: Buku Kecil dan Faedah Ilmu
Sebagaimana namanya, Kitab 8 adalah 8 buah kitab dengan 8 orang pengarang yang disatukan menjadi satu kitab yang utuh oleh Syeikh al-Fadhil Isma’il bin Abdul Mutthalib al-Asyi. Semua dari delapan kitab tersebut merupakan kitab yang dikarang dalam Bahasa Jawi-Melayu.

Dimulai dengan Kitab Hidayat al-‘Awam serta berakhir dengan Kitab I’lam al-Muttaqiin. Dari ke 8 kitab tersebut cuma satu kitab yang terlacak, iya setidaknya ketika tulisan ini diketik, berupa sejarah, silsilah, serta maqbarah muallifnya, yaitulah kitab urutan ke-7 yang bernama Kitab Dawa’ al-Quluub karangan Syeikh Muhammad bin Khatib al-Langinny yang selesai pada tahun 1237 H/1821 M.

Santri di Aceh umumnya mengenal kitab delapan sebagai kitab yang bereukat (berkah), baik dari kalangan anak-anak hingga orang tua. Berkah artinya 'na aju-aju, dan han abeh-abeh' (ada terus, dan tidak habis-habis). Iya betapa tidak, karena kitab yang satu ini terkenal sebagai salah satu kitab yang jarang tamat dalam pengajiannya. Iya, bukan ??

Hayyo siapa yang sudah pernah berteman dengan kitab yang satu ini, comment di bawah.